Penegak Kebenaran

Melatih diri untuk terus menuntut ilmu dan memberikan informasi yang sesuai dengan ajaran Islam berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Nabi. Berusaha sekuat tenaga untuk mengamalkan dengan harapan akan menjadi Penegak Kebenaran yang diridloi Allah SWT.

Pengusung Peradaban

Menjadikan madrasah, pesantren, dan tempat pendidikan lainnya sebagai tempat thalabul ilmi agar terbentuk generasi muda yang kuat, cerdas, dan taqkwa sehingga suatu saat dapat menjadi mujahid masa depan dan menjadi Pengusung Peradaban yang bermoral dan berakhlaq Islami.

Penerang Kegelapan

Bekerja keras untuk selalu mengamalkan dan mengimplementasikan ilmu agama dan ilmu pengetahuan lain sebagai salah satu kewajiban muslim dengan harapan dapat menjadi Penerang Kegelapan. Berbagi informasi dalam kebaikan dan takwa serta saling menasihati dalam kebenaran

Memperkuat Aqidah

Melatih generasi muda sedini mungkin melalui berbagai media pendidikan exact dan non-exact sebagai bekal hidup di masa depan untuk mewujudkan penjuang masa depan yang mandiri, kuat, disiplin, dan amanah.

Disiplin

Menyalurkan bakat dan mengembkangkan kemampuan generasi muda melalui berbagai kegiatan positif dengan harapan dapat tertanam sikap persaudaraan, persahabatan, dan disiplin.

Search

HUBUNGAN ANTARA TASAWUF DAN SYI'AH


HUBUNGAN ANTARA TASAWUF DAN SYI'AH
A.      Awal Mula Tasawuf dan Paham syi'ah
Dr. Kamil Mushtafa al-Syaiby , dalam kitabnya al-shilah baina tasawwuf wa al-tasyayyu'  menyebutkan bahwa orang pertama yang disebut sufi dalam Islam ada tiga, yaitu Jabbir bin Hayyan, Abu Hasyim al-Kufy, dan 'Abduka al-Shufy.
Jabir bin Hayyan adalah murid dari Ja'far ibn Shadiq, atau abdinya. Syiah menilai Jabir ini termasuk ulama besar mereka, atau sebagai salah satu "pintu". Ia banyak menulis kitab syiah, dan memiliki madzhab sendiri dalam masalah zuhud. Al-Qafthy, penulis Ikhbar al-Ulama bi Akhbar al-Ulama, menyebutkan bahwa Jabir bin Hayyan ini ahli dalam berbagai faham filsafat, dan menganut satu disiplin ilmu yang dikenal dengan ilmu batin (metafisik). Yakni, madzhab kaum sufi dari umat Islam, seperti Harits Al-Muhasiby, Sahl bin Abdullah al-Tustury, dan yang sejalan. Jabir ini juga ahli dalam bidang  ilmu kimia. Penulis Raudhat al-jannat mengatakan bahwa seorang yang ahli dalam ilmu-ilmu jimat ini adalah Syekh Abu Musa Jabir ibn Hayyan al-Shufy, penulis kitab Al-Muntakhab.
Sufi kedua yang disebut di atas adalah Abu Hasyim al-Kufy. Dialah orang pertama yang membangun khanqah untuk sufi di ramalah. Ia memakai baju panjang dari wol seperti pendeta. Ia berpaham hulul (inkarnasi) dan ittihad (kesatuan) seperti Nashrani. Hanya saja Nashrani menisbatkan dua faham itu kepada Isa a.s., dan ia menisbatkan kepada dirinya sendiri. Dr. Kamil al-Syaiby menyebutkan, "Tampak dari hal ihwal sekitar Abu Hasyim al-Kufy, bahwa berita-beritanya sedikit. Dari sisi kontroversinya sama dengan kabar-kabar yang datang dari Jabir bin Hayyan, atau lebih dari itu. Tetapi, bagaimana pun juga Abu Hasyim al-Kufy semasa dengan Ja'far al-Shadiq, yakni semasa dengan Jabir ibn Hayyan. Kaum syiah menyebutnya sebagai penggagas sufisme, dan meriwayatkan dari al-Shadiq bahwa ia mengatakan, "Ia sangat rusak aqidahnya. Ia berbuat bid'ah dengan madzhab yang disebut tasawuf, dan dijadikannya sebagai legitimasi bagi akidahnya yang tidak baik". Semua itu untuk menolak bahwa tasawuf merupakan rekayasa kaum syiah. Hal ini menunjukkan pelepasan tanggung jawab yang tidak teruji hasil dan tujuannya."
Adapun Abduka al-Shufy, Dr. Kamil al-Syaiby juga menyebutkan bahwa Dr. Qasim Ghany menukil dari Masignon yang mengatakan bahwa Abduka al-Shufy adalah syekh terakhir dari aliran setengah syiah setengah tasawwuf yang berdiri di Kufah. Kata "sufisme" tampak pada atsar al-Muhasiby dan al-Hafidh sebagai nama dari atsar (karya-karya itu). Abduka al-Shufy ini adalah seorang lelaki petapa dan zuhud, wafat tahun 210 H. Dialah orang pertama yang menggunakan nama sufy pada beberapa kaum zuhud Kufah yang beraliran Syiah, dan sekelompok pemberontak di Iskandariyah. Dia termasuk syekh dan tokoh besar sebelum Basyar bin Harits al-Hafy dan Sariy ibn Mughallas al-Saqthy. Dia adalah pimpinan zindik yang menilai bahwa dunia ini telah menjadi haram hingga tidak boleh mempergunakannya kecuali makanan, karena imam-imam adil telah pergi. Dunia tidak menjadi halal kecuali dengan adanya imam adil. Jika tidak, berarti haram. Muamalah pelaku urusan duniawi juga haram. Tidak diperkenankan mempergunakan kecuali makanan secukupnya saja.
Kamil al-Syaiby menambahkan bahwa nama Abduka ini adalah Abdul Karim, dan cucunya bernama Muhammad ibn Abduka adalah pemimpin Syiah. Demikianlah, Abduka mulai mempersatukan seluruh kepentingan yang berbeda dari paham Syiah yang mengajarkan zuhud dan berkembang di Kufah.  Dialah orang Kufah pertama yang diberi nama sufi.
Dr. Kamil al-Syaiby menyimpulkan : ….."Kami melihat bahwa pemakaian shuf  telah muncul dari lingkungan Kufah yang dikenal berpaham Syiah, dan menentang baik dengan pedang atau lisan atau hati kepada siapa yang membangkang pada imam-imam tertinggi. Hal itu, jika benar, memastikan bahwa tasawuf pada asal mulanya berkaitan erat dengan Syiah.
Selanjutnya :

B.      Aspek Kesamaan antara Tasawuf dan Syiah
C.      Imamah Syiah dan Kewalian Sufistik
D.      Konsep Agama Memiliki Sisi Lahir dan Sisi Batin
E.       Pengkultusan Kubur dan Ziarah ke Tempat-Tempat Meditasi
F.       Usaha Menghancurkan Daulah Islamiyah
G.     Tarekat-Tarekat Sufistik dan Faham Syiah

Tahrif Qur'an

http://www.syiahindonesia.com/index.php/akhbar-syiah/syiah-indonesia/674-syiah-hadits-tentang-tahrif-al-quran-adalah-palsu