Search

Pengorganisasian Penididikan

A. Pengertian Organisasi

Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat, bagian, anggota ataupun badan. Menurut istilah, pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat sebagai berikut :
  1. Chester I. Barnard (1938) dalam bukunya “The Executive Functions” mengemukakan bahwa : “ Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau lebih” (I define organization as a system of cooperatives of two more persons).
  2. James D. Mooney mengatakan bahwa : “Organization is the form of every human association for the attainment of common purpose” (Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama).
  3. Menurut Dimock, organisasi adalah : “Organization is the systematic bringing together of interdependent part to form a unified whole through which authority, coordination and control may be exercised to achive a given purpose” (organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan).
  4. Menurut Stoner, Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
  5. Sedangkan menurut R.E. Freeman dan Daniel Gilbert, Jr, organisasi adalah dua orang atau lebih yang bekerjasama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.
Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu :

1. Orang-orang (sekumpulan orang),
2. Kerjasama,
3. Tujuan yang ingin dicapai.

Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.


B. Ciri-Ciri Organisasi

Seperti telah diuraikan di atas bahwa organisasi memiliki tiga unsur dasar, dan secara lebih rinci organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal,
  2. Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan (interdependent part) yang merupakan kesatuan kegiatan,
  3. Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa; pemikiran, tenaga, dan lain-lain,
  4. Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan,
  5. Adanya tujuan yang ingin dicapai.

C. Prinsip-prinsip organisasi

Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam bukunya “Organization of Canadian Government Administration” (1965), bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi :

1. Prinsip bahwa Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas,
2. Prinsip Skala Hirarkhi,
3. Prinsip Kesatuan Perintah,
4. Prinsip Pendelegasian Wewenang,
5. Prinsip Pertanggungjawaban,
6. Prinsip Pembagian Pekerjaan,
7. Prinsip Rentang Pengendalian,
8. Prinsip Fungsional,
9. Prinsip Pemisahan,
10. Prinsip Keseimbangan,
11. Prinsip Fleksibilitas,
12. Prinsip Kepemimpinan.

Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.

Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi Pendidikan sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan Pendidikan yang berkualitas, dan lain lain.

Prinsip Skala Hirarkhi.

Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.

Prinsip Kesatuan Perintah.
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan saja.

Prinsip Pendelegasian Wewenang.
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.

Prinsip Pertanggungjawaban.
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.

Prinsip Pembagian Pekerjaan.
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi.

Prinsip Rentang Pengendalian.
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.

Prinsip Fungsional.
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya.

Prinsip Pemisahan.
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.

Prinsip Keseimbangan.
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh ‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.

Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.

Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakkan oleh pemimpin organisasi tersebut.


D. Jenis-Jenis Organisasi

Pengelompokan jenis organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
1. Berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan.
  • Bentuk tunggal, yaitu pucuk pimpinan berada ditangan satu orang, semua kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber kepada satu orang.
  • Bentuk komisi, pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang terdiri dari beberapa orang, semua kekuasaan dan tanggung jawab dipikul oleh dewan sebagai suatu kesatuan.

2. Berdasarkan lalu lintas kekuasaan.
Bentuk organisasi ini meliputi:

  • Organisasi lini atau bentuk lurus, kekuasaan mengalir dari pucuk pimpinan organisasi langsung lurus kepada para pejabat yang memimpin unit-unit dalam organisasi,
  • Bentuk lini dan staff, dalam organisasi ini pucuk pimpinan dibantu oleh staf pimpinan ahli dengan tugas sebagai pembantu pucuk pimpinan dalam menjalankan roda organisasi,
  • Bentuk fungsional, bentuk organisasi dalam kegiatannya dibagi dalam fungsi-fungsi yang dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya, dengan hubungan kerja lebih bersifat horizontal.

3. Berdasarkan sifat hubungan personal, yaitu :
  • Organisasi formal, adalah organisasi yang diatur secara resmi, seperti : organisasi pemerintahan, organisasi yang berbadan hukum
  • Organisasi informal, adalah organisasi yang terbentuk karena hubungan bersifat pribadi, antara lain kesamaan minat atau hobby, dll.

4. Berdasarkan tujuan.
Organisasi ini dapat dibedakan, yaitu :
a. organisasi yang tujuannya mencari keuntungan atau ‘profit oriented’ dan
b. organisasi sosial atau ‘non profit oriented ‘

5. Berdasarkan kehidupan dalam masyarakat, yaitu ;
a. organisasi pendidikan,
b. organisasi kesehatan,
c. organisasi pertanian, dan lain lain.

6. Berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani, yaitu :
a. Organisasi produksi, misalnya organisasi produk makanan,
b. Organisasi berorientasi pada politik, misalnya partai politik
c. Organisasi yang bersifat integratif, misalnya serikat pekerja
d. Organisasi pemelihara, misalnya organisasi peduli lingkungan, dan lain lain.

7. Berdasarkan pihak yang memakai manfaat.
Organisasi ini meliputi :
  • Mutual benefit organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh anggotanya, seperti koperasi.
  • Service organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya dinikmati oleh pelanggan, misalnya bank.
  • Business Organization, organisasi yang bergerak dalam dunia usaha, seperti perusahaan-perusahaan,
  • Commonwealth organization, adalah organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh masyarakat umum, seperti organisasi Pendidikan, rumah sakit, Puskesmas, dll
Menurut Manullang, jenis-jenis organisasi dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu:
1. Organisasi garis.
2. Organisasi fungsional.
3. Organisasi garis dan staff.


E. Macam-Macam Organisasi
Bila uraian di atas (tentang kebutuhan dan hak-hak dasar) kita hubungkan dengan keseharian kita, maka kita membutuhkan organisasi yang sesuai untuk memperjuangkan hak-hak tersebut. Maka, kita perlu mengerti tentang macam-macam bentuk organisasi.
Dari tujuan dan usaha yang dilakukan terdapat setidaknya tiga macam bentuk organisasi, yaitu:

1. Organisasi Sosial
Adalah organisasi yang memberikan pelayanan sosial bagi anggotanya atau massa di luar anggotanya. Umumnya organisasi seperti ini mengandalkan pembiayaan dari pihak luar sebagai penyumbang atau donatur untuk menjalankan usahanya. Contoh: Yayasan Pendidikan, Lembaga Kesehatan, Lembaga Bantuan Hukum dan lain-lain. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) adalah termasuk dalam jenis organisasi ini.

2. Organisasi Massa
Adalah organisasi yang memperjuangkan kepentingan sosial-ekonomi dan politik sekelompok massa tertentu yang bersandarkan dengan kekuatan dari massa anggota dan massa non-anggotanya. Tempat di mana, rakyat dapat mengembangkan potensi dan menemukan wadah perjuangannya. Tempat mengembangkan potensi maksudnya, di dalam organisasi massa dapat diselenggarakan pendidikan-pendidikan sosial-ekonomi dan politik atau kegiatan lain yang dapat menunjang penghidupan.
Contoh dari organisasi ini adalah serikat buruh (bagi buruh), persatuan tani, persatuan pemuda, persatuan perempuan, dan lain-lain.

3. Organisasi Politik
Adalah organisasi yang memperjuangkan kepentingan sosial-ekonomi dan politik anggotanya dan massa non-anggotanya, namun memiliki tujuan khusus untuk mengubah politik (kebijakan) pemerintahan suatu negara. Organisasi ini dalam kiprahnya memang bertujuan untuk menguasai negara. Contohnya adalah partai politik.


F. Perilaku Organisasi

Perilaku Organisasi adalah telaah dan penerapan tentang bagaimana orang-orang bertindak di dalam organisasi. Perilaku Organisasi adalah sarana manusia bagi keuntungan manusia. Perilaku Organisasi dapat diterapkan secara luas dalam perilaku orang-orang di semua jenis organisasi, seperti bisnis, pemerintahaan, sekolah, dan organisasi jasa. Apapun organisasi itu, ada kebutuhan untuk memahami perilaku organisasi.

Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi.

Stephen P. Robbin mendefinisikan perilaku organisasi dengan suatu bidang studi yang menyelidiki dampak yang dipunyai individu, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi, dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki suatu keefektifan organisasi.

1. Lingkup Perilaku Organisasi
Menurut S.P. ROBIN, Mempelajari perilaku manusia dalam organisasi melalui tiga tingkatan analisis.

a. Tingkatan Individu : karakteristik bawaan individu dalam organisasi.
b. Tingkatan Kelompok : dinamika perilaku kelompok dan faktor-faktor determinannya
c. Tingkatan Organisasi : faktor-faktor organizational yang mempengaruhi perilaku.

2. Unsur Pokok Perilaku Organisasi

Unsur pokok dalam perilaku organisasi adalah orang, struktur, teknologi, dan lingkungan tempat organisasi beroperasi. Apabila orang-orang bergabung dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan, diperlukan jenis struktur tertentu. Orang-orang juga menggunakan teknologi untuk membantu penyelesaian pekerjaan, jadi ada interaksi antara orang, struktur, dan teknologi. Disamping itu, unsur-unsur tersebut dipengaruhi oleh lingkungan luar, dan unsur itu juga mempengaruhinya. Masing-masing unsur perilaku organisasi itu akan diulas secara ringkas.

a. Orang
Orang-orang membentuk sistem sosial intern organisasi. Mereka terdiri dari orang-orang dan kelompok, serta kelompok-kelompok besar, termasuk juga kelompok kecil.
Selain itu ada juga kelompok tidak resmi dan informal, serta berbagai kelompok yang lebih resmi dan formal. Semua kelompok itu dinamis. Kelompok “terbentuk”, berubah, dan bercerai berai. Dewasa ini organisasi manusia tidak sama dengan organisasi yang serupa dimasa lampau, atau sehari sebelumnya. Orang-orang adalah makhluk hidup yang berjiwa, berpikiran, dan berperasaan yang menciptakan organisasi untuk mencapai tujuan mereka.
Organisasi dibentuk untuk melayani manusia, dan bukan sebaliknya orang hidup untuk melayani organisasi.

b. Struktur
Struktur menentukan hubungan resmi orang-orang dalam organisasi. Berbagai pekerjaan yang berbeda diperlukan untuk melakukan semua aktivitas organisasi. Ada manajer dan pegawai bukan manajer, akuntan, dan perakit. Orang-orang ini harus dihubungkan dengan cara tertentu yang terstruktur agar pekerjaan mereka efektif. Semua hubungan ini menimbulkan berbagai masalah kerjasama, perundingan, dan pengambilan keputusan yang rumit.

c. Teknologi
Teknologi menyediakan sumber daya yang digunakan orang-orang untuk bekerja dan sumber daya itu mempengaruhi tugas yang mereka lakukan. Mereka tidak dapat menghasilkan banyak hal dengan tangan kosong ; jadi mereka mendirikan bangunan, merancang mesin, menciptakan proses kerja, dan merakit sumber daya. Teknologi yang dihasilkan menimbulkan pengaruh signifikan atas hubungan kerja. Lini perakitan tidak sama dengan laboratorium penelitian, dan pabrik baja tidak memiliki kondisi kerja yang sama dengan rumah sakit.

d. Lingkungan
Semua organisasi beroperasi di dalam lingkungan luar. Organisasi tidak berdiri sendiri. Ia merupakan bagian dari system yang lebih besar yang memuat banyak unsur lain, seperti pemerintah, keluarga, dan organisai lainnya. Semua unsur ini saling mempengaruhi dalam suatu system yang rumit yang menjadi corak hidup sekelompok orang. Suatu organisasi, seperti pabrik atau sekolah, tidak dapat menghindar dari pengaruh lingkunga luar. Lingkungan luar mempengaruhi sikap orang-orang, mempengaruhi kondisi kerja, dan menimbulkan persaingan untuk memperoleh sumber daya dan kekuasaan. Oleh sebab itu, lingkungan luar harus dipertimbangkan untuk menelaah perilaku manusia dalam organisasi.

3. Sudut Pandang Administrasi
Semua orang dalam organisasi berurusan dengan upaya meningkatkan perilaku organisasi. Guru, tata usaha, kepala sekolah dan yayasan bekerja dengan orang-orang dan karenanya mempengaruhi kualitas perilaku kehidupan dalam organisasi. Akan tetapi, para kepala sekolah cenderung memiliki tanggung jawab lebih besar, karena merekalah yang mengambil keputusan yang mempengaruhi banyak orang dalam organisasi, dan hampir seluruh aktivitas mereka sehari-hari berorientasi manusia. Para kepala sekolah sebagai manajer mewakili system administrasi, atau system manajemen, dan peranan mereka adalah mendayagunakan perilaku oraganisasi pendidikan untuk meningkatkan hubungan orang-organisasi seperti yang terlihat dalam Gambar. Para manajer berusaha menciptakan iklim yang kondusif untuk memotivasi orang-orang, bekerja sama secara produktif, dan mejadi orang-orang yang lebih efektif.

Apabila perilaku organisasi berhasil diterapkan, ia menjadi system imbalan rangkap tiga ( triple reward system ) dimana tujuan manusia, organisasi, dan masyarakat menyatu. Orang-orang merasa lebih puas dalam pekerjaan apabila terwujud kerja sama dan kerja tim. Mereka belajar, tumbuh, dan memberikan kontribusi. Organisasi juga lebih berhasil, karena beroperasi secara lebih efektif. Kualitas meningkat dan kerugian menyusut. Barangkali yang memperoleh maslahat terbesar dari system imbalan rangkap tiga adalah masyarakat itu sendiri, karena ia dapat memperoleh produk dan pelayanan lebih baik, warga negara lebih baik, dan iklim kerja sama dan kemajuan. Dengan demikian, semua pihak mengalami kemenangan.

Sistem
Administrasi
Perilaku
organisasi
Hubungan
Orang-organisasi
Yg lebih baik
Tujuan
Manusia/
orang Tua
Tujuan
Organisasi/
Sekolah
Tujuan
Masyarakat
Gambar Sistem Administrasi dalam organisasi


G. Keefektifan Organisasi
Keefektifan Organisasi adalah tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasarannya. Dalam pengertian lain keefektifan organisasi adalah sejauh mana cepat, murah atau efisiensinya kemajuan ke arah tujuan itu.

1. Pengukuran Efektivitas Organisasi
Pengukuran Efektivitas Organisasi dapat ditinjau dari dua pendekatan yaitu:
a. Pendekatan Sumber- Proses- Sasaran
b. Pendekatan Constituency :
1) Pemilik Perusahaan : Tingkat Keuntungan
2) Karyawan : Kepuasan Kerja
3) Konsumen / Pelanggan : Kepuasan Pelanggan
4) Pemberi Pinjaman : Kredibilitas Pengembalian
5) Lingkungan / Komunitas : Sumbangan / kontribusi
6) Supplier : Kelancaran transaksi / pembayaran
7) Pemerintah : Kepatuhan terhadap hukum & peraturan.
8) Sekolah : Lulus 100 %, ….

2. Kriteria Pengukuran Keefektifan Organisasi
a. Adaptabilitas dan fleksibilitas organisasi
b. Produktivitas
c. Kepuasan karyawan / Guru.
d. Tingkat keuntungan
e. Keberhasilan dalam mendapatkan sumber
f. Kebebasan dari rasa tertekan para anggota organisasi.
g. Kontrol terhadap lingkungan
h. Efisiensi organisasi
i. Kemampuan organisasi untuk mempertahankan anggotanya.
j. Pertumbuhan organisasi
k. Kelancaran komunikasi dalam organisasi
l. Kemampuan mempertahankan eksistensi organisasi

Di antara faktor penunjang keefektifan organisasi yang tak kalah pentingnya dari yang disebutkan di atas adalah komunikasi antar pribadi. Komunikasi antar pribadi merupakan dasar dari kebanyakan pergaulan dalam organisasi. Efektivitas komunikasi ini dapat sangat besar sumbangannya kepada kelancaran berfungsinya organisasi.


H. Pengorganisasian Pendidikan

1. Pengertian
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dalam pengertian yang hampir sama, Freeman mendefinisikan pengorganisasian adalah proses memperkerjakan dua orang atau lebih untuk bekerjasama dalam cara terstruktur guna mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga memperlihatkan arus interaksi dalam organisasi itu siapa yang memutuskan apa, siapa yang memerintah, siapa yang menjawab, dan siapa yang melaksanakan suatu pekerjaan.

Struktur organisasi pada umumnya kemudian digambarkan dalam suatu bagan yang disebut bagan organisasi. Bagan organisasi adalah suatu gambar struktur organisasi yang formal, dimana dalam gambar tersebut ada garis-garis (instruksi dan koordinasi) yang menunjukkan kewenangan dan hubungan komunikasi formal, yang tersusun secara hierarkis.
Menurut Terry, manusia merupakan unsur yang terpenting dalam pengorganisasian.


Pengorganisasian Pendidikan Agama Islam

Dalam hubungannya dengan pendidikan Agama, pengorganisasian pendidikan agama telah diatur dalam Peraturan Pemerintah no. 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Pada pasal 1 ayat 12 yang menyelenggarakan pendidikan agama dan keagamaan adalah menteri agama.

Direktorat Jendral Pendidikan Islam adalah salah satu direktorat jendral yang ada di Departemen Agama berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2005 tentang Perubahan PP No. 10 Tahun 2005 yang tadinya bernama "Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam".
Perubahan nama ini menegaskan bahwa tugas pokok direktorat jendral ini adalah "Pengembangan Aspek-aspek substansi kependidikan Islam".

Direktorat ini mempunyai 10 program kerja yaitu :

1. Pendidikan anak usia dini untuk RA/TA, TPA dan TPQ
2. Wajib Belajar Pendidikan Dasar sembilan tahun untuk MI, MTs dan Salafiyah
3. Pendidikan Menengah untuk MA, kejuruan dan diniyah ulya
4. Pendidikan agama dan keagamaan untuk penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah
5. Wajib Belajar Pendidikan Dasar sembilan tahun untuk MI, MTs dan Salafiyah
6. Pendidikan anak usia dini untuk RA/TA, TPA dan TPQ
7. Pendidikan Menengah untuk MA, kejuruan dan diniyah ulya
8. Pendidikan Menengah untuk MA, kejuruan dan diniyah ulya
9. Pendidikan agama dan keagamaan untuk penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah
10. Wajib Belajar Pendidikan Dasar sembilan tahun untuk MI, MTs dan Salafiyah

3. Tugas Dan Fungsi


Direktorat Pendidikan Madrasah mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan dan bimbingan di bidang Pendidikan pada Madrasah berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Pendidikan Madrasah menyelenggarakan fungsi :
  1. Penyiapan bahan perumusan visi, misi dan kebijakan di bidang pendidikan pada pra sekolah (Raudlatul Athfal, Bustanul Athfal, Tuhfatul Athfal) dan madrasah;
  2. Perumusan standar nasional di bidang kurikulum dan evaluasi, pendidik dan kependidikan, bantuan dan beasiswa, kelembagaan dan kerjasama, kesiswaan pada pendidikan pra sekolah (Raudlatul Athfal, Bustanul Athfal, Tuhfatul Athfal) dan madrasah;
  3. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pendidikan pada madrasah;
  4. Pelaksanaan bimbingan teknis dan evaluasi pendidikan pada sekolah dan madrasah;
  5. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
4. Komponen Direktorat Pendidikan Madrasah

Direktorat Pendidikan Madrasah terdiri dari :
a. Subdirektorat Kurikulum dan Evaluasi;
b. Subdirektorat Ketenagaan;
c. Subdirektorat Bantuan dan Beasiswa;
d. Subdirektorat Kelembagaan dan Kerjasama;
e. Subdirektorat Kesiswaan;
f. Subbag Tata Usaha.

Subdirektorat Kurikulum dan Evaluasi

Subdirektorat Kurikulum dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pelayanan dibidang perumusan standar nasional, pelaksanaan kurikulum dan evaluasi pendidikan pada pra sekolah (Raudlatul Athfal, Bustanul Athfal, Tuhfatul Athfal) dan madrasah berdasarkan sasaran dan program yang ditetapkan oleh Direktur.
Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Kurikulum dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi :
  1. Penyusunan standar nasional dan pembinaan pelaksanaan kurikulum dan evaluasi pada RA, BA, dan TA;
  2. Penyusunan standar nasional dan pembinaan pelaksanaan kurikulum dan evaluasi pada Madrasah Ibtidaiyah;
  3. Penyusunan standar nasional dan pembinaan pelaksanaan kurikulum dan evaluasi pada Madrasah Tsanawiyah;
  4. Penyusunan standar nasional dan pembinaan pelaksanaan kurikulum dan evaluasi pada Madrasah Aliyah dan Madrasah Aliyah Kejuruan.
Subdirektorat Kurikulum dan Evaluasi terdiri dari :
  • Seksi Kurikulum dan Evaluasi RA/BA/TA, mempunyai tugas melakukan penyiapan data dan bahan penyusunan standar, pembinaan kurikulum serta evaluasi pada Raudlatul Athfal, Bustanul Athfal dan Tuhfatul Athfal;
  • Seksi Kurikulum dan Evaluasi MI, mempunyai tugas melakukan penyiapan data, pengumpulan bahan penyusunan standar dan pembinaan kurikulum serta evaluasi pada Madrasah Ibtidaiyah;
  • Seksi Kurikulum dan Evaluasi MTs, mempunyai tugas melakukan penyiapan data dan bahan, penyusunan standar dan pembinaan kurikulum serta evaluasi pada Madrasah Tsanawiyah;
  • Seksi Kurikulum dan Evaluasi MA dan MAK, mempunyai tugas melakukan penyiapan data dan bahan penyusunan standar dan pembinaan kurikulum, evaluasi pada Madrasah Aliyah dan Madrasah Aliyah Kejuruan.
Subdirektorat Ketenagaan

Subdirektorat Ketenagaan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pelayanan dibidang perumusan standar nasional, pelaksanaan pendidikan dan tenaga kependidikan pada pra sekolah (Raudlatul Athfal, Bustanul Athfal dan Tuhfatul Athfal) dan madrasah berdasarkan program dan sasaran yang ditetapkan oleh Direktur.
Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Ketenagaan menyelenggarakan fungsi :
  • Pengumpulan, pengolahan dan analisis data di bidang Ketenagaan
  • Penyusunan standar nasional dan pembinaan pelaksanaan pendidikan dan tenaga kependidikan pada RA, BA dan TA;
  • Penyusunan standar nasional dan pembinaan pelaksanaan pendidikan dan tenaga kependidikan pada Madrasah Ibtidaiyah;
  • Penyusunan standar nasional dan pembinaan pelaksanaan pendidikan dan tenaga kependidikan pada Madrasah Tsanawiyah;
  • Penyusunan standar nasional dan pembinaan pelaksanaan pendidikan dan tenaga kependidikan pada Madrasah Aliyah dan Madrasah Aliyah Kejuruan.
Subdirektorat Ketenagaan terdiri dari :
  • Seksi Ketenagaan RA/BA/TA, mempunyai tugas melakukan penyiapan data dan bahan penyusunan standar dan pembinaan pendidikan dan tenaga kependidikan pada Raudlatul Athfal, Bustanul Athfal dan Tuhfatul Athfal;
  • Seksi Ketenagaan MI, mempunyai tugas melakukan penyiapan data dan bahan penyusunan standar dan pembinaan pendidikan dan tenaga kependidikan pada Madrasah Ibtidaiyah;
  • Seksi Ketenagaan MTs, mempunyai tugas melakukan penyiapan data dan bahan penyusunan standar dan pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan pada Madrasah Tsanawiyah;
  • Seksi Ketenagaan MA dan MAK, mempunyai tugas melakukan penyiapan data dan bahan penyusunan standar dan pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan pada Madrasah Aliyah dan Madrasah Aliyah Kejuruan serta pengelolaan data.
Subdirektorat Bantuan dan Beasiswa

Subdirektorat Bantuan dan Beasiswa mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan bimbingan perumusan standar nasional, pemanfaatan bantuan dan beasiswa untuk pendidikan pra sekolah (Raudlatul Athfal, Bustanul Athfal dan Tuhfatul Athfal) dan madrasah berdasarkan program dan sasaran yang ditetapkan oleh Direktur.

Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Bantuan dan Beasiswa menyelenggarakan fungsi :
  1. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data di bidang Sarana
  2. Penyusunan standar nasional dan pembinaan pelaksanaan bantuan dan beasiswa RA/BA/TA;
  3. Penyusunan standar nasional dan pembinaan pelaksanaan bantuan dan beasiswa untuk Madrasah Ibtidaiyah;
  4. Penyusunan standar nasional dan pembinaan pelaksanaan bantuan dan beasiswa untuk Madrasah Tsanawiyah;Penyusunan standar nasional dan pembinaan pelaksanaan bantuan dan beasiswa untuk Madrasah Aliyah dan Madrasah Aliyah Kejuruan;

Subdirektorat Bantuan dan Beasiswa terdiri dari :

  1. Seksi Bantuan dan Beasiswa RA/BA dan TA, mempunyai tugas melakukan penyiapan data dan bahan penyusunan standar dan pembinaan pemanfaatan bantuan dan beasiswa untuk pendidikan pra sekolah (Raudlatul Athfal, Bustanul Athfal dan Tuhfatul Athfal) dan madrasah;
  2. Seksi Bantuan dan Beasiswa Madrasah Ibtidaiyah, mempunyai tugas melakukan penyiapan data dan bahan penyusunan standar dan pembinaan pemanfaatan bantuan dan beasiswa untuk pendidikan pada Madrasah Ibtidaiyah;
  3. Seksi Bantuan dan Beasiswa Madrasah Tsanawiyah, mempunyai tugas melakukan penyiapan data dan bahan, penyusunan standar dan pembinaan pemanfaatan bantuan dan beasiswa untuk pendidikan pada Madrasah Tsanawiyah;Seksi Bantuan dan Beasiswa MA dan MAK, mempunyai tugas melakukan penyiapan data, pengumpulan bahan penyusunan standar dan pembinaan pemanfaatan bantuan dan beasiswa untuk pendidikan pada Madrasah Aliyah Kejuruan.

Subdirektorat Kelembagaan dan Kerjasama

Subdirektorat Kelembagaan dan Kerjasama mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pelayanan pelaksanaan perumusan standar nasional, kelembagaan dan pengembangan kerjasama pada pendidikan pra sekolah (Raudlatul Athfal, Bustanul Athfal dan Tuhfatul Athfal) dan madrasah berdasarkan sasaran, program, dan kegiatan yang ditetapkan oleh Direktur.
Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Kelembagaan dan Kerjasama menyelenggarakan fungsi :

  1. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data di bidang kelembagaan dab kerjasama
  2. Penyusunan standar nasional dan pembinaan kelembagaan serta pengembangan kerjasama Raudhatul Atfal, Bustanul Atfal, dan Madrasah Ibtidaiyah.
  3. Penyusunan standar nasional dan pembinaan kelembagaan serta pengembangan kerjasama Madrasah Tsanawiyah;
  4. Penyusunan standar nasional dan pembinaan kelembagaan serta pengembangan kerjasama Madrasah Aliyah dan Madrasah Aliyah Kejuruan.
Subdirektorat Kelembagaan dan Kerjasama terdiri dari :

  1. Seksi Kelembagaan dan Kerjasama RA/BA/TA dan MI, mempunyai tugas melakukan penyiapan data dan bahan penyusunan standar, pembinaan kelembagaan dan pengembangan kerjasama pada Raulhatul Atfal, Bustanul Atfal, Tuhfatul Atfal dan Madrasah Ibtidaiyah;
  2. Seksi Kelembagaan dan Kerjasama MTs, mempunyai tugas melakukan penyiapan data dan bahan penyusunan standar, pembinaan kelembagaan serta pengembangan kerjasama pada Madrasah Tsanawiyah;
  3. Seksi Kelembagaan dan Kerjasama MA dan MAK, mempunyai tugas melakukan penyiapan data dan bahan penyusunan standar, pembinaan kelembagaan dan akreditasi serta pengembangan kerjasama pada Madrasah Aliyah dan Madrasah Aliyah Negeri;
Subdirektorat Kesiswaan

Subdirektorat Kesiswaan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pelayanan perumusan standar nasional, pembinaan kesiswaan serta peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pengembangan sumberdaya kesiswaan pada pendidikan pra sekolah. (Raudlatul Athfal, Bustanul Athfal dan Tuhfatul Athfal) dan madrasah berdasarkan sasaran, program, dan kegiatan yang ditetapkan oleh Direktur.
Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Kesiswaan menyelenggarakan fungsi :
  1. Penyusunan standar nasional dan pembinaan kesiswaan, peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pengembangan sumberdaya kesiswaan pada pra sekolah (Raudlatul Athfal, Bustanul Athfal dan Tuhfatul Athfal) dan Madrasah Ibtidaiyah;
  2. Penyusunan standar nasional dan pembinaan kesiswaan, peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pengembangan sumberdaya kesiswaan pada Madrasah Tsanawiyah;
  3. Penyusunan standar nasional dan pembinaan kesiswaan, peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pengembangan sumberdaya kesiswaan pada Madrasah Aliyah dan Madrasah Aliyah Kejuruan.
Subdirektorat Kesiswaan terdiri dari :

  1. Seksi Kesiswaan RA/BA/TA dan MI, mempunyai tugas melakukan penyiapan data dan bahan penyusunan standar dan pembinaan kesiswaan pada pra sekolah (Raudlatul Atfal, Bustanul Atfal, Tuhfatul Atfal) dan Madrasah Ibtidaiyah.
  2. Seksi Kesiswaan MTs, mempunyai tugas melakukan penyiapan data dan bahan penyusunan standar, pembinaan kelembagaan dan kesiswaan pada Madrasah Tsanawiyah.
  3. Seksi Kesiswaan MA dan MAK, mempunyai tugas melakukan penyiapan data dan bahan penyusunan standar, pembinaan kelembagaan dan kesiswaan pada Madrasah Aliyah dan Madrasah Aliyah Kejuruan.
Sub Bagian Tata Usaha

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyelenggaraan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

Pada dataran operasional praktis, pengorganisasian pendidikan telah diatur di antaranya dalam Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar di dalamnya disebutkan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah


  • Abdulsyani, Manajemen Organisasi (Jakarta: Bina Aksara, 1987), hal. 19.
  • Dalam H. Malayu S.P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 25. Ibid. www.organisasi.com
  • James A.F. Stoner, R.E. Freeman dan Daniel Gilbert, Jr, Manajemen, terj. Alexander Sindoro (Jakarta: PT. Prenhallindo, 1996), hal. 6.
  • Bandingkan dengan M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1977), hal. 51.
  • Organisasi.Org
  • Manullang, Ibid., hal. 52.
  • http://jogjaholic.wordpress.com/2007/03/17/8/
  • http://dosen.amikom.ac.id/downloads/materi/Modul%20PO.doc)
  • Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
  • Stephen P. Robbin, Perilaku Organisasi (Jakarta: Prenhallindo, 1996).
  • Yayat Hayati Djatmiko, Perilaku Organisasi, Alfabeta- Bandung, 2002.
  • www.Organisasi.org
  • (http://dosen.amikom.ac.id/downloads/materi/Modul%20PO.doc
  • Edgar H. Schein, Psikologi Organisasi (Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1991), hal. 275.
  • Udai Pareek, Perilaku Organisasi (Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1996), hal. 65.
  • Freeman, Ibid., hal 11.
  • Terry dan L.W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 90.
  • Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, terj. J. Smith (Jakarta: Bumi Aksara), hal. 73.
  • www.bagais.com.
  • H.A.R. Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional (Bandung: Rosdakarya, 2004), hal. 50-60.

0 comments:

Post a Comment