Search

Syarah Hadis Khatam Al-Nabiyyin


A. Teks Hadis


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مَثَلِي وَمَثَلَ الْأَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِي كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى بَيْتًا فَأَحْسَنَهُ وَأَجْمَلَهُ إِلَّا مَوْضِعَ لَبِنَةٍ مِنْ زَاوِيَةٍ فَجَعَلَ النَّاسُ يَطُوفُونَ بِهِ وَيَعْجَبُونَ لَهُ وَيَقُولُونَ هَلَّا وُضِعَتْ هَذِهِ اللَّبِنَةُ قَالَ فَأَنَا اللَّبِنَةُ وَأَنَا خَاتِمُ النَّبِيِّينَ


B. Kajian Linguistik / Mufrodat

لَبِنَةٍ dimaknai satu batu bata / batu merah.
خَاتِمُ dalam berbagai kamus dengan segala derivasinya mengandung beberapa arti, di antaranya : mencap, menyetempel, mengakhiri, menyempurnakan, menyelesaikan, pengakhiran, penutupan, penyelesaian, tutup, cap, cincin dan penutup.


C. Terjemah

“Dari Abu Hurairah r.a. (ia berkata) “sesungguhnya Nabi saw. bersabda : sesungguhnya perumpamaanku dan perumpamaan nabi-nabi sebelumku seumpama seseorang yang membuat suatu bangunan, lalu ia memperindah dan memperbagus bangunan tersebut kecuali satu bata di suatu sudut (bangunan tersebut). Orang-orang mengitari dan merasa kagum terhadap bangunan tersebut dan mereka mengatakan “Alangkah baiknya ditutupi sebuah batu tembok yang kurang ini.! Maka Akulah (kata Rasululullah saw) batu bata itu. Aku adalah khatim al-nabiyyin.


D. Otentisitas dan Takhrij Hadis

1. Otentisitas Hadis

Riwayat Bukhori di atas, terdiri dari 5 rawi :
  1. Abu Hurairah yang diakui ke-‘adalah-annya;
  2. Abu Shalih, dinilai tsiqoh oleh Yahya bin Ma’in, Ahmad bin Hanbal dan Abu Hatim menilainya shalih al-hadis;
  3. Abdullah bin Dinar, dinilai Tsiqot oleh Yahya bin Ma’in;
  4. Ismail bin Ja’far, dinilai tsiqat oleh Yahya bin Ma’in, dan
  5. Qutaibah bin Sa’id oleh Abu Hatim al-Razy dinilai tsiqot.
Ketersambungan sanad dari hadis di atas seluruhnya muttashil dan marfu’, hal itu ditunjukkan hubungan guru dan murid, dan kesezamanan. Al-hasil, ditinjau dari segi sanad bahwa hadis di atas tidak diragukan lagi adalah sabda Nabi saw.


2. Takhrij Hadis

Hadis ini dikeluarkan oleh :
Imam Bukhori dalam shahihnya, kitab Al-manaqib, Bab Khatam al-Nabiyyin, no. 3271
Imam Muslim dalam shahihnya, Kitab Al-Fadhail, Bab Dzikri kainihi saw. khatam al-nabiyyin,no. 4239.
Imam Ahmad dalam musnadnya, hadis no. 8802.


E. Syarah Hadis/Kajian Tematis Komphrehensip

Untuk memahami suatu teks hadis, maka korelasi tematis dengan al-Qur’an dan hadis-hadis lain harus dikedepankan. Yang menjadi tema sentral bahasan hadis di atas adalah makna khatam al-nabiyyin.
Term Khatam dalam al-Qur’an dapat ditemukan dalam beberapa tempat di antaranya :

  1. [1. ختم الله على قلوبهم [ البقرة / 7 ]
  2. [ختم على سمعه وقلبه [ الجاثية / 23 ]
  3. [قل أرأيتم إن أخذ الله سمعكم وأبصاركم وختم على قلوبكم [ الأنعام / 46 ]
  4. [اليوم نختم على أفواههم [ يس / 65 ]
  5. [ختامه مسك [ المطففين / 26 ]
Dalam nash al-Qur’an phrase khatam Al-Nabiyyin ditemukan hanya dalam satu ayat, yaitu terdapat dalam Q.S. al-Ahzab ayat 40. Berdasarkan kajian linguistik bahwa kata khatam mengandung beberapa arti. Kalau disimpulkan, ada dua pengertian yaitu pengertian hakiky dan pengertian majazy. Pengertian hakiky berarti penutup dan pengertian mazazy berarti cincin, hiasan. Mana dari kedua pengertian tersebut yang tepat untuk hadis di atas? Sebagai jawaban untuk pertanyaan di atas di bawah ini adalah hadis-hadis yang semakna dengan bahasan di atas di antaranya :

  1. Hadis bersumber dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah saw. Bersabda : ... tidak akan ada setelahku kenabian kecuali mimpi yang benar, yang diimpikan oleh seseorang yang shalih. Dalam riwayat lain bahwa mimpi yang benar itu disebut ”al-mubasyaraat”.
  2. Hadis bersumber dari Sa’ad r.a. sesungguhnya Rasulullah saw. Bersabda : ... bahwasanya tidak ada nabi setelahku. Hadis ini merupakan berkataan Nabi saw. kepada Ali bin Abi Thalib, yang mengandung makna kalaulah ada nabi setelahku pastilah Ali orangnya. Dalam hadis lain Rasul mengatakan ”kalau ada kenabian setelahku, maka Umarlah orangnya.
  3. Kata Abu Hazim, saya berguru kepada Abu Hurairah sekitar 5 tahun dan saya mendengar ia mengatakan bahwasanya Rasulullah saw. telah bersabda, ”adalah Bani Israil dipimpin oleh para nabi. Setiap kali mereka meninggal dunia, maka digantikanlah oleh nabi yang lain. Tetapi tidak ada nabi setelahku,
  4. Sahabat Tsauban mengatakan : Rasulullah saw. bersabda, ”... sesungguhnya akan ada di kalangan umatku tiga puluh orang yang berdusta mengaku-ngaku sebagai nabi. (padahal) Aku adalah khatam al-Nabiyyin dan tidak ada nabi setelahku.
  5. Kata Anas bin Malik : Rasulullah saw. telah mengatakan,”Sesungguhnya risalah dan kenabian telah terputus, maka tidak ada Rasul dan Nabi setelahku.
  6. Dengan lima keterangan di atas dan ditambah beberapa keterangan yang tidak kami cantumkan di sini, dengan jelas, tidak diragukan lagi bahwa yang dimaksud dengan khatam al-nabiyyin adalah penutup para nabi.

F. Kontekstualisasi

Kaum muslimin, madzhab apapun sekalipun ia penganut Syi’ah meyakini bahwa rasul-rasul Allah yang diutus kepada umat manusia berakhir pada diri Nabi Muhammad SAW. Beliaulah Nabi dan Rasul penutup (khatam al-anbiya wa 'l-mursalin). Keyakinan bahwa Muhammad SAW penutup utusan Allah berimplikasi bahwa rentetan wahyu-wahyu Allah yang diberikan, kepada para rasul, semenjak Nabi Adam AS, dipandang telah sempurna diturunkan di tangan Nabi Muhammad SAW. Bahkan Nabi saw. Pernah mengatakan kalaulah Musa sekarang masih hidup pasti ia akan mengikutiku, begitu juga Isa a.s. ia akan turun dengan menetapkan syari’at Islam dan memperbaharuinya, karena Islam adalah syari’at terakhir.

Tak ada lagi nabi sesudah Muhammad, dan tidak ada rasul. Baik nabi yang akan dinamai "pengiring" Muhammad, atau nabi yang membawa syariat baru.
Namun demikian, hak telah nampak dan jelas tetapi karena kedengkian dan kebencian telah meraksuki terutama orang-orang Yahudi dan Nashrani maka mereka berupaya untuk merusak Islam baik dari luar maupun dari dalam. Oleh karena itu, Rasul pun telah mewanti-wanti kepada umatnya dan terakhir pada haji wada’ diakhir amanahnya yang panjang beliau mengatakan :

أيها الناس قد تركت فيكم ما إذا اعتصمتم به لن تضلوا كتاب الله أيها الناس أي يوم هذا قالوا يوم حرام قال أي شهر هذا قالوا شهر حرام قال أي بلد هذا قالوا بلد حرام قال فإن الله عز وجل قد حرم دمائكم وأموالكم وأعراضكم كحرمة هذا اليوم وهذا الشهر ألا لا نبي بعدي ولا أمة بعدكم ألا فليبلغ شاهدكم غائبكم ثم رفع يديه قال اللهم أشهد أني قد بلغت ثلاث مرار

Masalah nabi palsu bukanlah barang yang baru bagi umat Islam. Bahkan sejak zaman Nabi saw. pun telah muncul seorang yang mendakwa sebagai nabi yaitu Musailamah al-Kadzaab.
Berkali-kali telah dicoba orang juga mendakwakan dirinya Nabi pula, ada yang sengaja hendak menandingi Muhammad, dan ada pula yang mengatakan syariat Muhammad telah putus, sebab nabi baru telah datang membawa syariat baru. Dan ada pula yang mengatakan bahwa dia, atau guru ikutannya, adalah nabi pula sesudah Muhammad. Tetapi bukan membawa syariat baru. Kedatangannya hanyalah hendak menyempurnakan syariat Muhammad saja.

Di antara pendakwa nabi palsu ini adalah di antaranya Mirza Gulam Ahmad dengan gerakan Ahmadiyah yang berpusat di Inggris. Keberadaan Ahmadiyah di Indonesia mendapat pembelaan dari orang-orang yang atas nama HAM, namun pada intinya mereka bersekongkol untuk menyesatkan dan merusak Islam dari dalam.
Kemunculan orang-orang yang akan menyesatkan umat Islam merupakan salah satu perkara yang dikhawatirkan oleh Rasulullah saw.


وَإِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ وَإِذَا وُضِعَ السَّيْفُ فِي أُمَّتِي لَمْ يُرْفَعْ عَنْهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَلْحَقَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي بِالْمُشْرِكِينَ وَحَتَّى تَعْبُدَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي الْأَوْثَانَ وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي كَذَّابُونَ ثَلَاثُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي وَلَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ قَالَ ابْنُ عِيسَى ظَاهِرِينَ ثُمَّ اتَّفَقَا لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ

Mereka adalah hamba-hamba uang dan kekuasaan, Rasul menyebut mereka orang-orang yang bentuknya manusia tetapi hatinya Setan. Pertentangan antara hak dan bathil merupakan -meminjam istilah Yusuf Qardhawy- sunnah tadaafu’, di mana ada hak di situ kebathilan siap menerjang. Mana yang lebih muncul kepermukaan itu tergantung para pembela masing-masing.

Kita sebagai orang yang mendakwa sebagai ahli hak, pembela agama Allah tentunya tidak bisa tinggal diam dalam menyikapi maraknya aliran-aliran sesat terutama di Indonesia. Bagi pemuda Islam, bersiapkanlah kekuatan untuk menghadapi. Bekalilah diri anda dengan iman, ilmu dan amal. Janganlah tergiur oleh tawaran-tawaran fasilitas, gelar maupun kekuasaan. Semuanya itu tidak ada nilainya di hadapan Allah SWT.

  1. Lihat Lisan al-Arab Juz 12 hal 163, Mufrodat al-Qur’an Juz 1 hal 393, al-Qamus al-Muhith juz 1 hal 1420, kamus Al-‘Ashry hal. 823.
  2. Muqoddimah Ibnu Shalah Juz 1 hal 31, Muqaddimah fi ushul al-hadis hal 66.
  3. Tahzib al-kamal Juz 8 hal 513.
  4. Ibid., Juz 14 hal 471.
  5. Ibid., Juz 3 hal 56.
  6. Ibid., Juz 23 hal 523.
  7. Lihat cd mausu’ah tentang hadis di atas.
  8. Lihat penjelasannya dalam kitab Mufrodat al-Qur’an Juz 1 hal 393.
  9. Al-Muwatha Juz 2 hal 956.
  10. Ibid., hal 957.
  11. Shahih Bukhori Juz 4 hal 1602.
  12. Sunan Tirmidzi Juz 5 hal 619, 640, Musnad Ahmad Juz 1 hal 177, al-Mustadrak Juz 3 hal 92.
  13. Shahih Muslim Juz 3 hal 1471, no. 3429, Sunan Ibnu Majah Juz 2 hal 958, Musnad Ahmad Juz 2 hal 297, Ibnu Hibban Juz 10 hal 418.
  14. Sunan Tirmidzi Juz 4 hal 499, Haliyatul Auliya Juz 2 hal 289.
  15. Sunan Tirmidzi Juz 4 hal 533.
  16. Aunul Ma’bud Juz 11 hal 305.
  17. Musnad ‘Abd ibn Humaid Juz 1hal 270.
  18. Usud al-Ghabah Juz 1 hal 235, al-Kamil fi al-tarikh Juz 1 hal 350.
  19. Untuk menelusuri sejauh mana kesesatan Ahmadiyah lihat Buku M. Amin Jamaluddin, Ahmadiyah menodai Islam : Kumpulan Fakta dan Data, Buku Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Faham Sesat di Indonesia.
  20. Tirmidzi 2155, Abu Dawud no. 3710.

0 comments:

Post a Comment