Search

Smart in Teaching

Sumiati dan Asra dalam bukunya Metode Pembelajaran menyatakan, “Pembelajaran pada dasarnya membahas pertanyaan apa, siapa, mengapa, bagaimana, dan seberapa baik tentang pembelajaran”. Pertanyaan ”Apa” berkaitan dengan isi atau materi pembelajaran. Pertanyaan ”Siapa” berkaitan dengan guru dan siswa sebagai subjek dari kegiatan pembelajaran. Bagaimana kualifikasi, kompetensi dan perilaku seorang guru yang lebih baik. Bagaimana cara memotivasi siswa untuk belajar. Bagaimana guru membangkitkan partisipasi siswa sehingga dapat mengembangkan potensi individunya secara optimal.

Pertanyaan ”Mengapa” berkaitan dengan penyebab atau alasan dilakukannya proses pembelajaran. Bagaimana proses pembelajaran untuk semua pembelajaran harus dilakukan. Pertanyaan ”Bagaimana” berkaitan dengan proses pembelajaran yang lebih baik. Bagaimana guru menciptakan proses pembelajaran yang relevan dengan kehidupan siswa di masa kini dan masa mendatang. Bagaimana strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk belajar lebih baik. Pertanyaan ”Seberapa baik” berkaitan dengan penilaian proses pembelajaran, yaitu sejauh mana siswa belajar dan guru mengajar.

Upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang berujung pada kualitas lulusan yang dapat diandalkan adalah tugas yang harus diemban dan dilaksanakan oleh seseorang dengan sebutan yang indah dan mulia yaitu ”GURU”.

Untuk melaksanakan tugas mulia tersebut sejumlah kompetensi harus dimiliki oleh seorang guru sehingga mengarah kepada tuntutan bahwa guru adalah manusia sempurna yang tidak boleh salah dan kalah. Guru tidak boleh salah baik dalam menyampaikan materi maupun dalam pemilihan strategi dan metode pembelajaran. Di sisi lain ia tidak boleh kalah dan menyerah pada keadaan dan beban hidup yang senantiasa menyelimutinya.

Dalam kondisi yang serba sulit apalagi bagi guru relawan atau honorer, memikirkan metode dan strategi pengajaran adalah suatu hal yang membebani. Bukannya tidak paham tetapi situasi dan kondisilah yang membuat mengajar apa adanya. Namun demikian, karena kita sudah memilih untuk menjadi guru maka kita dituntut untuk sungguh-sungguh dalam menjalankan profesi. Oleh sebab itu, seorang guru kalau ingin anak didiknya berhasil maka ia harus SMART, yaitu :

Sebagai landasan guru. Untuk seorang guru bagi dia mengajar di samping tugas profesi juga merupakan amanat dari Allah SWT. Baginya ada dua kewajiban yaitu kewajiban terhadap profesinya dan kewajiban terhadap Tuhan-Nya. Maka guru semacam ini jangankan dia sudah menjadi PNS, jadi guru relawan pun ia akan sungguh-sungguh mengajar. Sehingga melahirkan sikap DJIITU –meminjam istilah Marta Tilaar-(Disiplin, Jujur, Iman, Inovatif, Tekun, dan Ulet).

Metode dan Strategi, serta Memotivasi.
Satu ungkapan yang sangat menarik dari Prof. Dr. Mahmud Yunus, alumni pertama Universitas Darul Ulum dari Indoensia, dalam bukunya al-Tarbiyah wa al-Ta’lim bahwa “al-Thariqah ahammu min al-Madah”, Metodologi itu lebih penting daripada materi atau bahan.

Menanggapi ungkapan di atas Nur Kholis Majid mengilustrasikan dengan negeri Indonesia yang kaya sumber daya alam (materi) tetapi miskin metodologi nasibnya jauh tertinggal oleh Jepang dan Korea yang nota bene miskin sumber daya alam tetapi kaya metodologi.

Menurut Mahmud Yunus, seorang guru yang mempunyai penguasaan metodologi yang baik, sekalipun bahannya kurang, pasti akan lebih mampu mentransfer pengetahuan lebih efektif daripada seorang guru yang menguasai begitu banyak bahan/materi tetapi tidak tahu metodologi.
Medotologi dan strategi pembelajaran yang tepat merupakan keterampilan yang sangat penting dikuasai oleh guru. Disebut metodologi dan strategi yang tepat karena penulis juga setuju dengan ungkapan Killen yang mengatakan: “No Teaching strategy is better than others in all circumstanse, …..”. Dari pernyataan ini jelaslah bahwa tidak ada strategi yang terbaik buat semua kondisi kelas, karena tergantung pada situasi dan kondisi di mana pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, guru dituntut kreatif dan pandai dalam memilih dan memilah metode dan strategi yang cocok dengan materi dan keadaan yang dihadapinya.

Karena tanggung jawabnya, ia akan senantiasa kreatif untuk senantiasa menciptakan strategi yang sesuai dengan situasi dan keadaan. Murid tidak hanya disuruh mendengarkan pikiran guru, tetapi didorong terlibat aktif melahirkan ide-idenya.

Memberikan motivasi adalah tugas guru yang tidak kalah pentingnya dari tugas yang lain. Membangkitkan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Motivasi termasuk hasrat untuk mempertahankan prestasi yang lalu, berkompetisi dengan siswa lain, memenuhi ambisi untuk karier di masa depan, meneruskan belajar kejenjang yang lebih tinggi atau hanya untuk membahagiakan orang tua mereka dengan mendapatkan nilai yang bagus. Maka oleh karena itu untuk pengajaran, siswa lebih suka mempunyai guru atau dosen yang terus menerus memotivasi dan mengingatkan mereka untuk bekerja keras dan memberi hadiah pada siswa untuk prestasi mereka.

Analisis Diri dan Lingkungan
Kata C. RayJohnson, Oracle (CEO Logic),”Kenalilah diri sendiri. Kenalilah kelebihan dan kelemahan anda sendiri.” Penulis sering menyampaikan kepada para siswa bahwa ”orang yang maju adalah orang yang tahu kekurangan dirinya dan ia mau belajar dari kelebihan orang lain”. Pengembangan CTL adalah salah satu model pendidikan yang mengajak anak didik untuk mengenal diri dan lingkungannya.

Respond. Seorang guru, bagaimana pun keadaan siswanya, tetapi ia tidak boleh memilih-milih dan memilah-milah siswanya. Ada siswa yang miskin, siswa kaya, siswa pintar, siswa bodoh, siswa cantik, ganteng, jelek, tetap ia akan cepat tanggap, baik kondisinya pada waktu di sekolah maupun di luar sekolah. Yang menarik, penulis pernah membaca tulisan di kaos bagian belakang seseorang : Kami memang beda tetapi jangan membeda-bedakan kami.

Tawakkal
Terimamalah kegagalan sebagai pelajaran.
Kegagalan dalam hidup merupakan suatu hal yang biasa. Orang hidup kalau tidak mau gagal, mati sajalah. Begitu juga seorang guru tidak perlu putus asa apalagi mencari kambing hitam apabila ia mengalami kegagalan dalam mendidik muridnya. Kegagalan adalah guru yang terbaik. Orang yang bodoh adalah orang yang jatuh pada lubang yang sama. Mengapa? Karena ia tidak mau mengevaluasi metode dan strategi pengajarannya.
Demikianlah, guru yang smart Insya Allah akan melahirkan murid yang smart pula. Amien.

0 comments:

Post a Comment