Penegak Kebenaran

Melatih diri untuk terus menuntut ilmu dan memberikan informasi yang sesuai dengan ajaran Islam berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Nabi. Berusaha sekuat tenaga untuk mengamalkan dengan harapan akan menjadi Penegak Kebenaran yang diridloi Allah SWT.

Pengusung Peradaban

Menjadikan madrasah, pesantren, dan tempat pendidikan lainnya sebagai tempat thalabul ilmi agar terbentuk generasi muda yang kuat, cerdas, dan taqkwa sehingga suatu saat dapat menjadi mujahid masa depan dan menjadi Pengusung Peradaban yang bermoral dan berakhlaq Islami.

Penerang Kegelapan

Bekerja keras untuk selalu mengamalkan dan mengimplementasikan ilmu agama dan ilmu pengetahuan lain sebagai salah satu kewajiban muslim dengan harapan dapat menjadi Penerang Kegelapan. Berbagi informasi dalam kebaikan dan takwa serta saling menasihati dalam kebenaran

Memperkuat Aqidah

Melatih generasi muda sedini mungkin melalui berbagai media pendidikan exact dan non-exact sebagai bekal hidup di masa depan untuk mewujudkan penjuang masa depan yang mandiri, kuat, disiplin, dan amanah.

Disiplin

Menyalurkan bakat dan mengembkangkan kemampuan generasi muda melalui berbagai kegiatan positif dengan harapan dapat tertanam sikap persaudaraan, persahabatan, dan disiplin.

Search

Tip Mendapatkan Rahmat Allah

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah menciptakan seratus rahmat dan menyimpannya yang sembilan puluh sembilan untuk kelak penghuni surga. Mudah-mudahan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang mendapat rahmat tersebut baik di dunia maupun di akhirat. Amien

Diriwayatkan dari Abu Hurairah R.A. katanya: Rasulullah SAW pernah bersabda: "Neraka berdebat dengan Syurga, Neraka berkata: Aku akan dimasuki oleh orang yang zalim dan takabur (sombong). Syurga pula berkata: Aku akan dimasuki oleh orang yang lemah dan miskin. Maka Allah Azza Wa Jalla berfirman kepada Neraka: Kamu adalah siksaan-Ku. Aku akan menyiksa siapa saja yang Aku kehendaki melaluimu. Allah berfirman: Aku gunakan kamu untuk menimpakan bencana terhadap siapa saja yang Aku kehendaki. Allah berfirman pula kepada Syurga: Kamu adalah rahmat-Ku. Aku akan berikan rahmat Ku melalui kamu kepada siapa saja yang Aku kehendaki. Kedua-dua dari kamu Aku akan isi hingga penuh" (HR. Bukhori, Muslim, Tirmidzi dan Ahmad).

Surga adalah rahmat Allah. Amal seseorang tidak akan dapat memasukkannya ke surga. Jangankan kita, amal Rasulullah saw. pun tidak akan cukup untuk menjadi tiket ke surga. Hanya rahmat Allahlah yang akan memasukkan seseorang ke surga.

Bagaimana agar kita mendapat rahmat-Nya?
Ada delapan ayat Al-Qur'an yang menerangkan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan kita mendapat rahmat, yaitu:

1. Taat pada Allah dan Rasul-Nya.
"...dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat (Ali Imron: 132)"

2. Mengikuti Petunjuk Al-Qur'an dan Bertaqwa
"...dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, Maka ikutilah Dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. (Al An'am: 155)".

3. Mengikuti Nabi Muhammad SAW.
"...dan Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu agar Dia memberi peringatan kepadamu dan Mudah-mudahan kamu bertakwa dan supaya kamu mendapat rahmat? (Al A'raf: 63)"

4. Memperhatikan bacaan Al-Qur'an
"Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. (7:204)".

5. Mendirikan shalat, menunaikan zakat
"Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat. (24:56)".

6. Memohon ampun kepada Allah
"Dia berkata: "Hai kaumku mengapa kamu minta disegerakan keburukan sebelum (kamu minta) kebaikan? Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat". (27:46)".

7. Takut akan hari pembalasan
" Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu dan siksa yang akan datang supaya kamu mendapat rahmat", (36:45)".

8. Silaturrahmi dan Berbuat Ishlah
"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (49:10)".

Demikianlah…

Risalah Do'a Bulan Puasa

Do'a Menjelang Puasa

اللَّهُمَّ سَلِّمْنِي لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلا

Ya Alloh, selamatkanlah aku untuk (melaksanakan ibadah) di bulan Ramadhan, dan selamatkanlah bulan Ramadhan untukku, dan bereskanlah segala ibadah di bulan ini sebagai amal yang diterima. (Kitabud Du'a lit Tabrany, I: 284; Musnad As Syaasyi, II: 288; Kanzul umal VIII: 584 no. 24277; Ad Daelamy dengan sanad Hasan).

Do'a Berbuka Puasa

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا أَفْطَرَ قَالَ « ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ ».

Rasulullah SAW. Apabila berbuka puasa beliau berkata, " ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ" (Rasa haus dahaga telah sirna, kerongkongan telah tidak kering lagi, dan Insya Alloh pahala telah dapat). (Sunan Abu Dawud, II: 278; Hasan Shahih).

Imam Razin menambahkan lafal الحمد لله pada awal hadits. (Al Jazary dalam Jami'ul Ushul, VII:248/ Misykaatul Mashabih, VI: 942).

Rasulullah saw. bersabda, "apabila salah seorang di antara kamu makan, maka katakanlah :
" اللهمَّ بارِكْ لنا فيه, وأطعمنا خيراً منه" "Allohumma Baarik lanaa fiehi wa ath'imnaa khairan minhu" (Shahih Abu Dawud no. 3730; Jami' shahih al azkar lil Albany, IX: 6).

Do'a lain :
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Ya Alloh, untuk-Mu aku berpuasa, dan dengan rizki-Mu aku berbuka. (Aunul Ma'bud, VI: 483, hadits Mursal).

Adapun tambahan do'a

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

Maka riwayatnya adalah lemah sekali. (Faedul Qadir, syarah al jami' shagir, V:136)
Kata Al Qaary : Adapun do'a yang masyhur di kalangan masyarakat dengan tambahan "وبك آمنت" adalah tidak bersumber walaupun maknanya bagus apalagi talaffuz binniyat. (Misykaatul Mashabih, VI: 944).

Filsafat

Oleh : Zenal Ar.

A. Pengertian Filsafat.
Secara etimologis kata filsafat dari kata Yunani filosofia, yg berasal dari kata kerja filosofein yg berarti mencintai kebijaksanaan. Kata filsafat juga berasal dari kata Yunani philosophis yg berasal dari kata kerja philein yg berarti mencintai / philia yg berarti cinta, dan sophia yangg berarti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata Inggris philosophy yg bias diterjemahkan “cinta kearifan”.

Konsep Plato : Istilah dialektika yaitu seni berdiskusi. Dikatakan demikian karena filsafat harus berlangsung sebagai upaya memberikan kritik terhadap berbagai pendapat yg berlaku.

Konsep Cicero : Filsafat sebagai ibu dari semua seni (the mother of all the art). Dan juga sebagai arts vital yg mana filsafat sebagai seni kehidupan.

Konsep Al-Farabi : Filsafat sebagai ilmu yg menyelidiki hakikat yg sebenarnya dari segala yg ada.

Konsep Rene Descartes : Filsafat sebagai kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam, dan manusia jadi pokok penyelidikannya.

Konsep Francis Bacon : Filsafat sebagai induk agung dari ilmu-ilmu. Filsafat menangani semua pengetahuan sebagai bidangnya.

Filsafat sebagai ilmu mengandung 4 unsur pertanyaan ilmu, yaitu bagaimanakah, mengapa, kemanakah dan apakah.

Filsafat sebagai cara berpikir
Berpikir yang sangat mendalam sampai hakikat / berpikir secara global/ menyeluruh/ berpikir yang dilihat dari berbagai sudut pandang ilmu pengetahuan.

Harus memenuhi persyaratan :
  1. Harus sistematis
  2. Harus konsepsional
  3. Harus koheren
  4. Harus rasional
  5. Harus sinoptik
  6. Harus mengarah kepada pandangan dunia

Filsafat sebagai pandangan hidup
Hakikatnya bersumber pada hakikat kodrat pribadi manusia ( sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk Tuhan)

B. Objek Materi & Objek Forma Filsafat
Objek materi filsafat adalah segala sesuatu yang ada. “ada” disini mempunyai 3 pengertian, yaitu ada dalam kenyataan, pikiran, dan kemungkinan.

Objek forma filsafat adalah menyeluruh secara umum. “Menyeluruh” disini berarti bahwa filsafat dalam memandangnya dapat mencapai hakikat (mendalam) / tidak ada satu pun yang berada di luar jangkauan pembahasan filsafat. Umum disini dalam hal tertentu, hal tersebut dianggap benar selama tidak merugikan kedudukan filsafat sebagai ilmu.

Ir. Poedjawijatna : Objek materi filsafat, ada dan yang mungkin ada. Objek materi filsafat tersebut sama dengan objek materi dari ilmu seluruhnya.

C. Ciri-ciri pemikiran Filsafat
Clarence I Lewis (ahli logika) : Filsafat itu sesungguhnya suatu proses refleksi dari bekerjanya akal.
Ciri-ciri pemikiran filsafat :
  1. Sangat umum / universal
  2. Tidak faktual
  3. Bersangkutan dengan nilai
  4. Berkaitan denga arti
  5. Implikatif
D. Cabang-cabang Filsafat
Filsafat dikelompokkan menjadi 4 bidang induk sebagai berikut :
  1. Filsafat tentang pengetahuan : epistemologi, Logika, Kritik ilmu-ilmu
  2. Filsafat tentang keseluruhan kenyataan, yang terdiri dari : metafisika umum dan khusus.
  3. Filsafat tentang tindakan, etika, dan estetika.
  4. Sejarah filsafat.

Pembagian filsafat secara sistematis yangg terdiri dari :
  1. Metafisika ( filsafat tentang hal yang ada ).
  2. Epistemologi ( teori tentang pengetahuan ).
  3. Metodologi ( teori tentang metode ).
  4. Logika ( teori tentang penyimpulan ).
  5. Etika ( Filsafat tentang pertimbangan moral ).
  6. Estetika ( Filsafat tentang keindahan ).
  7. Sejarah filsafat.
Filsafat berdasarkan struktur pengetahuan filsafat yg berkembang sekarang :
  1. Filsafat sistematis : Metafisika, Epistemologi, Metodologi, Logika, Etika, Estetika.
  2. Filsafat Khusus : Filsafat seni, kebudayaan, pendidikan, sejarah, bahasa, hukum, budi, politik, agama, kehidupan sosial, nilai.
  3. Filsafat keilmuan : Filsafat matematika, ilmu-ilmu fisik, biologi, linguistik, psikologi, ilmu-ilmu sosial.
Cabang-cabang Filsafat meliputi :
  1. Metafisika.
  2. Epistemologi.
  3. Logika.
  4. Etika.
  5. Sejarah Filsafat.
E. Kegunaan Mempelajari filsafat :
  1. Menambah ilmu pengetahuan.
  2. Dasar sebuah tindakan adalah ide.
  3. Dengan bertambah & berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi kita ditantang untuk memberikan alternatifnya.
F. Metode-metode Filsafat.
  1. Metode Kritis.
  2. Metode Intuitif.
  3. Metode Analisis/Abstraksi.
G. Sejarah Kelahiran Filsafat.

1. Masa Yunani.
Yunani terletak di Asia kecil, penduduknya sebgai nelayan & pedagang, dan mereka menguasai jalur perdagangan.

Menganut kepercayaan yg bersifat formalitas yakni tidak memberi kebebasan pada manusia, sehingga memunculkan pertentangan. Salah satunya adalah Homerus. Sehingga memunculkan aliran – aliran pemikiran yg bermacam-macam.

Ahli pikir yg pertama muncul adalah Thales (625-545 SM) ia mengembangkan geometri, matematika. Lalu muncul pula yg bernama Democritos yg mengembangkan teori materi. Lalu Hipocrates ia mengembangkan ilmu kedokteran. Lalu Euclid yg mana ia mengembangkan geometri deduktif. Lalu Socrates, Plato, dan Aristoteles.

2. Masa abad Pertengahan.
Diawali dengan lahirnya filsafat eropa, yg sangat dipengaruhi oleh kepercayaan Kristen. Yang ditandai dengan berdirinya sekolah-sekolah dan universitas-universitas dalam bidang geometri, gramatika, dialektika, astronomi, dll.

Dimasa Skolastik islam muncullah ahli-ahli piker islam. Seperti al-Ghazali, al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Thufail, dll. Pada masa jayanya ilmu-ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat pesat.

Pada masa peralihan dari abad pertengahan ke masa modern muncul Renaisance dan Humanisme yg menandai masa abad modern.

3. Masa abad Modern.
Masa ini filsafat berhasil menempatkan manusia pada posisi yg sentral. Dikarenakan berdasarkan akal dan pengalaman. Masa ini filsafat berusaha diletakan secara sistematis dan praktis.

Tokoh-tokohnya adalah Rene Descartes, George Barkeley, David Hume, Immanuel Kant ( Jerman ), Christian Wolf (1685-1753). Lalu dilanjutkan dengan masa perpecahan diantaranya terbagi pada Filsafat Amerika, Perancis, Inggris, dan filsafat Jerman.

4. Masa Abad dewasa ini ( Filsafat abad ke-20 ).
Disebut juga masa filsafat kontemporer, yg jadi cirinya desentralisasi manusia, memberikan khusus pada bidang bahasa dan etika sosial.

Pokok masalah dalam filsafat bahasa diantaranya mempertanyakan arti kata dan arti dari pernyatan-pernyatan. Masa ini timbul filsafat analitik yg mana membahas tentang cara berpikir.

Masa ini muncul aliran-aliran seperti neo-thomisme,neo-vitalisme,historisme, irasionalisme, sll.

Bab. II. Filsafat Yunani.
3 faktor yg mentebabkan filsafat Yunani tumbuh, yaitu : Bangsa Yunani kaya akan dongeng, banyaknya karya sastra, dan pengaruh budaya babylonia.

Zaman Yunani terbagi jadi 2 periode yaitu : Yunani kuno ( Thales, Anaximandros, Pythagoras, Xenopanes, dll ) dan masa Yunani klasik ( Socrates, Plato, Aristoteles).

a. Yunani kuno.
Masa ini lazim disebut dengan periode filsafat alam, karena para ahli pikir masa ini cenderung untuk melihat pada alam ygada disekitarnya. Dan tidak berdasarkan mitos. Mereka mencari azas-azas yg pertama dari alam yg bersifat mutlak. Para pemikir yg pertama berasal dari miletos tepatnya Asia kecil.

b. Yunani klasik.
Masa ini ditandai dgn besarnya minat pada filsafat, aliran yg mengawalinya adalah sofisme. Antara sofis dan Socrates mempunyai hubungan yg erat yg mana pembahasannya mengenai manusia. Perbedaan mereka terletak pada bahwa pemikiran Socrates ada sebagai reaksi atas pemikiran kaum sofis.

Kaum sofis
Bukan suatu aliran / ajaran, merupakan suatu gerakan dalam bidang intelektual sebagai reaksi atas minat orang pada filsafat. Istilah sofis berasal dari kata sofihistis yaitu seorang sarjana / cendekiawan. Faktor pendorong timbulnya sofis adalah : perkembangan pesat kota Athena, desakan kebutuhan akan bidang pendidikan, dll.

Bab. III. Filsafat Barat Abad Pertengahan.
Ciri pemikiran abad pertengahan adalah :
  1. Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja.
  2. Berfilsafatnya didalam lingkungan Aristoteles.
  3. Berfilsafat dgn pertolongan Augustinus.
Masa Abad pertengahan terbagi 2, yaitu :
  1. Masa Patristik.
  2. Masa Skolastik.
1. Masa Patristik.
Istilah Patristik berasal dari kata latin yaitu pater/ bapak ialah pemimpin gereja yg dipilh dari golongan atas/ ahli pikir. Golongan ini terbagi 2 antara yg menerima dan yg menolak filsafat Yunani.

Golongan yg menolak beranggapan bahwa sudah punya sumber kebenaran, yakni firman Tuhan dan tidak dibenarkan mencari kebenaran yg lain dari filsafat Yunani. Sedang yg menerima filsafat Yunani beranggapan walau telah ada sumber kebenaran tidak ada jeleknya menggunakan Filsafat Yunani sebagai metode berpikir, tokohnya antara lain : Justinus Martir, Gregorius,Tertullianus, dll.

2. Masa Skolastik.
Istilah Skolastik berasal darikata school yg erarti sekolah, yg berarti aliran yg berkaitan dgn sekolah. Adapun cirinya adalah Mempunyai corak keagamaan, mengabdi pada teologi, filsafat Yunani yg terpengaruh ajaran gereja.
  1. Skolastik bisa tumbuh karena faktor agama dan ilmu pengetahuan. Masa skolastik terbagi jadi 3 periode: Skolastik awal (800-1200) : Aquinas, Peter Lumbard, John Salisbary,dll.
  2. Skolastik puncak (1200-1300) : Albertus de Grote, William Ocham,dll
  3. Skolastik akhir (1300-1450) : Nicolas Cusasus,dll.
Skolastik Arab terbagi 2. yaitu : Periode Mutakallimin dan periode filsafat Islam.

Bab. IV. Pemikiran Filsafat di Timur.
a. Filsafat India.
Terbagi dlm 5 zaman, yaitu : Zaman Wedha, Wiracarita, Sastra sutra, kemunduran, dan zaman pembaharuan.

b. Filsafat Tiongkok.
Aspek yg melatar belakangi lahirnya filsafat tiongkok adalah aspek geografis, ekonomi,system kekerabatan, sikap pd alam, dll. Aliran-aliran pemikiran filsafatnya, yaitu : Confusiasme dan Taoisme.

c. Filsafat Islam.
Pembagian aliran pemikiran filsafat Islam adalah, sbb :
Periode Mu’tazilah (Abad ke 8-12)-Periode filsafat pertama (Abad 8-11)-Periode kalam asy’ari (Abad 9-11)-Periode filsafat kedua (Abad 11-12)- Periode Mutakallimin (700-900).

d. Filsafat di Indonesia.
Maksud pemikiran filsafat di Indonesia adalah suatu pemikiran yg diperuntukan sebagai landasan kehidupan berbangsa diIndonesia.Adapun tujuannnya adalah bertujuan dan punya corak : selaras dengan dirinya sendiri, harmonis terhadap lingkungan serta harmonis dengan Tuhan yang Maha Esa. Dan ini termaktub dalam dasar Negara yaitu Pancasila.

Bab. V. Filsafat Modern.
Zaman modern ditandai dengan gerakan Renaisance (abad 14) yg mempunyai corak keagamaan dan kemasyarakatan. Tujuan utamanya adalah mengaitkan dan merealisasikan ajaran kristiani dan filsafat Yunani, serta mempersatukan gereja.

Masa abad 20 muncullah berbagai aliran pemikiran diantaranya :
  1. Rasionalisme, dipelopori oleh Rene Descartes. Ia mengatakan bahwa pengetahuan harus satu. Dan harus berdiri sendiri, dan sumber yg dapat dipercaya adalah akal.
  2. Empirisme, diantara tokohnya adalah Thomas Hobbes, John Locke, dan David Hume. Mereka berpandangan ilmu pengetahuan yg benar dan bermanfaat dpt diperoleh indera (empiri).
  3. Kritisisme, adalah aliran yg mengakui peranan akal dan keharusan empiri dan melalui jalan sintesis. Metode berpikirnya disebut metode kritis, pelopornya adalah Immanuel Kant.
  4. Idealisme, merupakan penerus Kant yg tidak puas pada batas kemampuan akal. Alasannya adalah karena akal murni tidak akan dapat mengenal hal yg berada diluar pengalaman, untuk itu dicari suatu dasar yaitu system metafisika.
  5. Positivisme, Pemikirannya adalah factual dan positif. Maksudnya segala gejala dan segala nampak seperti apa adanya dan sebatas pengalaman yg objektif.
  6. Evolusionisme, corak pemikirannya bahwa segala sesuatu termasuk manusia diatur oleh hokum mekanik.
  7. Materialisme, aliran ini berpandangan kerohanian dan berpendapat bahwa pengetahuan dan tindakan berlaku adagium artinya terimalah dunia yg ada. Untuk mendapat kebahagiaan harus ingat pd sesamanya.

Bab. VI. Filsafat dewasa ini.
  1. Filsafat Analitis, Pelopornya adalah Ludwig Josef johan Wittgenstein (1889-1951), pemikirannya adalah tentang bahasa, ia mencita-citakan suatu bahasa yg ideal, lengkap, formal dan dapat memberikan kemungkinan bagi masalah-masalah kefilsafatan.
  2. Filsafat Strukturalisme, pelopornya adalah J. Lacan (1901), pemikirannya adalah bahwa bahasa terdiri dari sejumlah termin yg ditentukan oleh posisi-posisinya satu terhadap yg lain. Dan termin itu digabungkan oleh aturan gramatika & sintaksis. Kita dikatakan jadi pribadi jika mengabdikan diri pada bahasa. 

Jin, Iblis, Syaitan, dan Alam Ghaib

A. Jin
Dalam Mu’jam mufrodat alfadil Qur’an[1] disebutkan, “Al Jinnu/ Jin” arti dasarnya adalah terhalangnya sesuatu dari panca indra; dikatakan :
جَنَّهُ اللَّيْلُ وَ اَجَنَّهُ
Gelap malam menghalanginya (dari melihat sesuatu), dan menyembunyikannya.
Dalam Al Qur’an Surat Al An’am ayat 6 ada kalimat :
فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيلُ …
Artinya, “Ketika malam telah menjadi gelap …”.
Lailatul Jin maksudnya adalah malam yang gelap gulita, yang pada waktu itu Rasulullah kedatangan sekelompok jin.[2]
Al Jinnan adalah sebutan Rasulullah Saw. Untuk ular kecil.[3]

Menurut Ar Raghib[4]Jin disebutkan untuk dua segi yaitu :
Pertama, semua makhluk rohani yang tersembunyi dari panca indra manusia disebut jin.  Dengan pengertian ini, malaikat dan Setan-Setan  masuk di dalamnya. Maka, “setiap malaikat adalah jin dan tidak semua jin adalah malaikat”. Atas dasar itu, Abu Sholih mengatakan, “Malaikat adalah semuanya jin.
Kedua, jin adalah merupakan sebagian dari makhluk rohani. Dengan demikian, atas dasar pengertian ini makhluk rohani itu ada tiga macam yaitu :
  1. Akhyaarun, yang senantiasa berbuat baik yaitu para malaikat. 
  2. Asyrarun, yang senantiasa berbuat jahat yaitu Setan-Setan. 
  3. Akhyarun wa Asyrarun, yang kadang-kadang berbuat baik dan   kadang-kadang berbuat jahat. Mereka itulah adalah jin.
    Dari paparan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa jin dalam pengertian umum adalah semua yang tersembunyi/ tidak nampak. Dalam pengertian khusus  jin adalah makhluk Allah yang diciptakan dari api yang sangat panas[5], diberi tugas untuk beribadah kepada Allah SWT. sebagaimana halnya manusia.[6] Di antara mereka ada yang beriman dan ada pula yang kafir.  

    Untuk memahami lebih dalam tentang jin, di bawah ini adalah hadits-hadits Rasulullah yang berhubungan dengan jin. 

    bersambung..........


[1]               Ar Raghib Al Ashfahany : 96
[2]               Sunan Abu Dawud, hadits no. 84.
[3]               Sunan Abu Dawud, hadits no. 5251.
[4]               Ibid, 96
[5]               QS. Al Hijr: 27.
[6]               Adz dzariyat: 56.
[7]               Al Jami’us Shogir,  Juz I : 145. Fathul Bary, Juz 6 : 425.
[8]               Al Jami’us Shogir, Juz I : 5.